Balunijuk, UBB—Dalam meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat melanjutkan ke perguruan tinggi, Universitas Bangka Belitung (UBB) Lakukan shearing season bersama kepala sekolah, guru BK dan Komite sekolah se-Bangka, bertempat di Aula Balai Besar Peradaban (BBP) Gedung Rektorat UBB, Selasa (2/4/24).

Acara yang dimoderatori langsung oleh Hesty, M.Pd selaku Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama UBB menghadirkan keynote speaker dari  Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah II Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, M.Sc 

Sedangkan menjadi narasumber dalam kegiatan ialah Ketua Badan Pusat Statistik (BPS) Bangka Belitung (Babel) Toto Haryanto Silitonga, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Babel Kunlistiani, Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi Babel Azami Anwar, dan Nizwan Zukhri sebagai Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UBB.

Sementara itu, dari kurang lebih 100 peserta yang hadir terdiri dari kepala sekolah SMA/SMK, Guru Bimbingan Konseling, Dosen UBB, dan Komite Sekolah sebagai perwakilan orang tua siswa.

Dengan adanya acara bersama kepala sekolah ini, Prof. Ibrahim selaku rektor UBB menyambut hangat kegiatan tersebut dan mengungkapkan antusiasnya dengan teraksananya kegiatan ini.

“Tentunya kami sangat senang dengan terselenggaranya kegiatan ini. Terlebih lagi, komitmen UBB dan Kepala sekolah terus terjaga sampai saat ini setelah adanya deklarasi bersama kita di acara sebelumnya,” ujarnya saat memberikan sambutan.

Dirinya menambahkan, kita berharap kegiatan ini dapat menjadi momentum bersama untuk saling sinergi dan menjadikan Bangka Belitung terus meningkatkan APK perguruan tinggi.

“Dengan adanya sinergi ini, kita berharap APK di Babel akan semakin meningkat. Pada dasarnya, perguruan tinggi tidak dapat berjalan sendiri tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak,” pungkasnya.

Iskhaq Iskandar dalam memberikan pemaparannya menjelaskan bahwa pada dasarnya ada banyak hal yang membuat anak lulusan SMA tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.

“Tidak dapat kita pungkiri bahwa memang ada beberapa faktor yang membuat anak tidak melanjutkan ke perguruan tinggi, hingga perlunya strategi khusus untuk mewujudkan itu semua dan membuat mereka melanjutkan kuliah,” ujarnya.